Sejarah Singkat Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram
Kuno sering juga disebut dengan Bhumi Mataram, yang didirikan oleh Sanna, yang
awalnya terletak di Jawa Tengah kemudian dipindah Empu Sindok ke Jawa Timur.
Sumber sejarah kerajaan Mataram dapat diketahui melalui prasasti-prasasti dan
bangunan candi. Prasasti-prasasti tersebut antara lain, prasasti Canggal (732
M), prasasti Kalasan (778 M), prasasti Karang Tengah (824), prasasti Argapura
(863), prasasti Balitung (907).
Adapun peninggalan berupa candi seperti, candi
Pegunungan Dieng dan candi Gedung Sanga yang terletak di Jawa Tengah bagian
utara, dan candi Borobudur, candi Prambanan, candi Plaosan, candi Mendut, candi
Sambi Sari yang terdapat di Jawa Tengah bagian selatan .
Raja Raja Mataram Kuno
- Sanjaya
- Panangkaran
- Rakai Panunggalan
- Rakai Warak
- Rakai Garung
- Rakai Pikatan
- Rakai Kayuwangi
- Rakai Watuhumalang
- Rakai Watukura Dyah Balitung
- Mpu Daksa
- Rakai Layang Dyah Tulodong
- Rakai Sumba Dyah Wawa
- Mpu Sindok
- Sri Lokapala
- Dharmawangsa Teguh
Aspek Aspek Kehidupan Kerajaan Mataram Kuno
1.
Aspek Kehidupan Agama
Di Mataram Kuno Agama Hindu dan
Budha sama-sama mendapat perhatian dan perlindungan dari kerajaan, sehingga
para pemeluknya dapat beribadah dengan tenang .
2.
Aspek Kehidupan Sosial
Berdasarkan bangunan candi, baik
yang bercorak Hindu maupan Budha yang jumlahnya cukup banyak dan yang lokasinya
juga berdampingan membuktikan kehidupan sosial masyarakat Mataram sangat
religius, dilandasi rasa gotong royong dan juga rasa toleransi .
3.
Aspek Kehidupan Ekonomi
Dalam aspek ekonomi, kerajaan
Mataram Kuno mengembangkan perekonomian Agraris karena letaknya dipedalaman dan
tanahnya yang begitu subur, selanjutnya mulai mengembangkan pelayaran. Hal ini
terlihat pada masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan Sungai Bengawan Solo
sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur .
4.
Aspek Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya, teknologi
yang dicapai kerajaan Mataram sudah maju,bahkan masyarakat Mataram berhasil
mengembangkan budaya asing menjadi budaya baru yang bercirikan Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya penggunaan
berbagai huruf dan bahasa yang beragam didalam prasasti dan adapun kemajuan
teknologi terlihat pada candi Borobudur .