Telah lama kita ketahui bahwa kontak antara manusia dengan gas karbon monoksida (CO) pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi, ternyata kontak dengan gas karbon monoksida pada konsentrasi yang lebih rendah (kurang dari 100 ppm) juga dapat mengganggu kesehatan. Racun gas karbon monoksida berpengaruh terhadap tubuh terutama dalam darah.
Secara normal darah berfungsi dalam sistem transpor membawa oksigen dalam bentuk oksi-hemeglobin (O2Hb) dari paru-paru ke sel tubuh, dan membawa karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Afinitas (daya ikat) CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi dari pada afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Akibatnya bila manusia menghirup udara yang mengandung CO dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan darah kekurangan oksigen bahkan kehabisan oksigen. Pada akhirnya mengakibatkan kematian karena darah hanya mengikat CO dalam bentuk COHb.
Polusi udara oleh gas CO juga terjadi selama merokok. Asap rokok mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm. Konsentrasi CO yang tinggi dalam asap rokok yang terhisap mengakibatkan kadar COHb di dalam darah meningkat. Selain itu juga, berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya karena asapnya dapat terhisap.
Tabel di bawah ini memperlihatkan proses keseimbangan COHb di dalam darah pada seorang perokok:
No. |
Kategori Perokok |
% Keseimbangan COHb dalam Darah |
1. |
Tidak pernah merokok |
1,2 |
2. |
Bekas Perokok |
1,4 |
3. |
Perokok dengan pipa |
1,8 |
4. |
Perokok ringan (1/2 bungkus perhari) |
2,6 |
5. |
Perokok sedang (1-2 bungkus perhari) |
4,2 |
6. |
Perokok berat (>2 bungkus perhari) |
7,4 |