Kata Sriwijaya pertama kali dijumpai di dalam Prasasti Kota Kapur dari Pulau Bangka. Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan di Sumatera Selatan yang berpusat di Palembang. Berita-berita Cina banyak mengungkapkan keberadaan kerajaan itu. Sebagai contoh, dalam catatan perjalanannya pada tahun 671, seorang biksu Budha bernama I-tsing menceritakan bahwa ketika ia pergi dari Kanton ke India, ia singgah terlebih dahulu di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar tata bahasa Sanskerta.
Mengenai Kerajaan Sriwijaya, I-tsing mengatakan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kota berbenteng yang dikelilingi tembok. Kota ini merupakan pusat agama Budha, dimana tinggal kira-kira seribu biksu di bawah bimbingan Sakyakitri.
Selain berita dari Cina, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga diperkuat oleh penemuan beberapa prasasti, yang semuanya ditulis dengan Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti itu adalah prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi.
Pada tahun 775, Sriwijaya mendirikan pangkalan di daerah Ligor, Semenanjung Malaya. Kekuasaan kerajaan itu meliputi Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda, Sumatra Selatan, Sumatra Tengah, Pantai Timur, Sumatra Utara, Pantai Barat Kalimantan, dan Semenanjung Malaka. Pada masa jayanya, Sriwijaya memiliki peranan besar dalam pengembangan perdagangan, ilmu pengetahuan, dan agama.
Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sekitar abad ke-10. Hal ini terutama diakibatkan timbulnya permusuhan dengan Kerajaan Colamandala dari India Selatan. Pada tahun 1017 dan 1025, armada laut Rayendracoladewa di bawah pimpinan Raja Colamandala, menyerang pelabuhan-pelabuhan di Selat Malaka yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Akibat serangan ini banyak kapal Sriwijaya yang hancur tenggelam. Bahkan Raja Sriwijaya, Sri Sanggramawijayatunggawarman, berhasil ditawan musuh.
Kerajaan Sriwijaya makin melemah pada abad ke-13, saat banyak wilayah lepas dari pengaruh kekuasaannya. Wilayahnya di bagian utara Semenanjung Malaya diambil alih oleh Kerajaan Siam. Sementara, di bagian tenggara Sumatra direbut oleh Raja Kertanegara dari Singosari. Sejak itu, satu-persatu raja bawahan Sriwijaya melepaskan diri dari pengaruh kerajaan tersebut. Kerajaan Sriwijaya lenyap setelah ditaklukan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14.