Louis Napoleon sebagai penguasa negeri Belanda pada saat itu, mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan pulau Jawa dari ancaman Inggris dan mengatur pemerintahan di Indonesia. Daendels pada saat memerintah Indonesia dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras sehingga mendapatkan sebutan "Marsekal Besi" atau "Jenderal Guntur".
Langkah-langkah yang ditempuh Daendels selama masa pemerintahannya antara lain sebagai berikut:
1). Melakukan Pembangunan Fisik
a. Membangun pabrik senjata.
b. Membangun benteng pertahanan.
c. Menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara.
d. Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon.
e. Membangun jalan raya Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000 km, yang kemudian terkenal dengan sebutan "Jalan Raya Daendels".
Upaya Daendels untuk mewujudkan semua kegiatan pembangunan fisik tersebut memaksa rakyat Indonesia untuk kerja rodi atau kerja paksa, sehingga banyak rakyat Indonesia menjadi korban serta meninggal dunia karena kelehahan, kelaparan, dan terjangkit wabah penyakit.
2). Melakukan Pembangunan Ekonomi
a. Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten).
b. Menjual tanah negara kepada pihak swasta asing.
c. Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (preanger stelsel).
d. Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya hanya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte leverentie).
Beberapa langkah yang ditempuh Daendels tersebut mendapat kritikan tajam, baik dari kalangan rakyat Indonesia maupun dari parlemen Belanda. Daendels dikritik karena dianggap telah melakukan tindakan kejam dan penyimpangan dalam bentuk menjual tanah milik negara kepada pihak swasta. Akhirnya, pada tahun 1811, Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens.